I was Made by Design

Aku tau Tuhan tidak menciptakan aku kebetulan. Namun kadang ada saat dimana aku berpikir, “Kenapa aku harus disini?” “Kenapa begini?” sampe ada saatnya aku berpikir “Aku ga bisa lagi disini. Aku mau pergi dari sini.”

Mengikuti kelas Community of Leaders membuatku tersadar dan semakin mengerti aku orang seperti apa. CSDI, introvert perfectionist. Hahaha. Mengetahui hal tersebut, pikiranku mulai mencari-cari fakta pendukung apakah memang benar aku introvert perfectionist. Dan setelah mengumpulkan sebanyak mungkin fakta, akupun menyimpulkan bahwa Tuhan bener-benar tidak salah menempatkan aku disini, di pekerjaan ini.

Jadi teringat bagaimana aku ‘terjerumus’ dalam posisi dan pekerjaan ini. Seharusnya aku tidak disini, awalnya aku diproyeksikan untuk menjadi orang “sales” yang lebih banyak bertemu orang, memantain hubungan, memasarkan produk. Namun Tuhan punya caranya sendiri untuk mengembalikan aku ke jalan dimana seharusnya aku berada. Tiba-tiba ada kebutuhan di unit lain yang berada di direktorat yang berbeda dengan jenis pekerjaan yang berbeda. Supporting. Pekerjaan yang lebih kepada analisa dan mempersiapkan data dan laporan. Membutuhkan ketelitian dan berkutat dengan angka yang tidak boleh salah. Kadang melihat orang di direktorat sebelumnya “Kog lebih senang disitu yah? Lebih fun kaenya”. Tapi pelajaran tadi malam di CoL membuatku mengerti dan belajar menerima kenyataan dengan bertekad (semoga) aku bisa mengoptimalkan diri di posisi yang sekarang. Aku mulai tau apa yang (seharusnya) aku mau. Sebelumnya aku mau semuanya dengan berpikir bahwa aku pasti bisa apa aja. Haha.

Poin yang paling ‘nendang’ yang aku dapat tadi malam adalah “We have no weaknesses”. Lamborgini vs Big Foot. Ketika semalam ditanya “Apakah kedua mobil ini punya kekurangan?” ada yang menjawab “iya.” Yup kekurangannya adalah ketika Lamborgini dioperasikan di medan off-road begitu juga dengan si Big Foot jika dioperasikan di jalanan perkotaan. Tapi apakah itu kekurangan? Sebenarnya mobil-mobil tersebut tidak memiliki kekurangan, mereka terlihat “lemah dan penuh dengan kekurangan” ketika dioperasikan di medan yang salah alias kesalahan penggunaan.

Begitu juga dengan aku, dengan setiap orang. Masing-masing orang sudah diciptakan dengan kelebihannya masing-masing. Ketika dia ditempatkan di tempat yang tidak tepat, itu sama aja dengan kesalahan penggunaan sehingga seakan-akan yang ada hanyalah “kekurangan”. It isn’t work that way. Itulah kenapa setiap orang butuh tau kepribadiannya, sehingga semakin mengerti apa yang dia mau.

Buatku, Tuhan sudah menciptakan kepribadian built-in didalam diriku dan aku yakin Tuhan punya maksud khusus untuk mencapai suatu tujuan khusus dengan segala sesuatu yang dia tempatkan didalam diriku. Aku tidak perlu merasa iri dengan keperibadian orang lain karena mereka pun punya tujuannya sendiri. Dan semua kepribadian dikombinasikan untuk menciptakan suatu sinergi yang menghasilkan hal yang luar biasa. So, apapun kepribadian kita bersyukurlah, doing excellent, giving the best! 

Popular Posts