Apa gunanya menuliskan tinta emas di buku sejarah perusahaan ini tapi meninggalkan keluarga dengan cara yang tragis?
Kemarin waktu morning briefing, ada pemutaran video sambutan
dirut di rakernas perusahaan. Dia bilang bahwa kita harus mempersiapkan “penulis-penulis”
baru untuk menuliskan tinta emas di buku sejarah “pencapaian kinerja”
perusahaan. Selain itu ada juga presentasi dari teman-teman tim 1:4 mengenai
laporan ketua panitia yang menghubungkan tema Rakernas tahun ini yaitu Formula
1 dengan apa yang harus dilakukan perusahaan dalam tahun-tahun kedepan. Ada bagian
yang paling berkesan dalam ingatan dari presentasi itu yaitu tentang bagian quote
tim red bull dimana disitu dikatakan bahwa dalam mencapai kesuksesan mereka
bahkan menghabiskan waktu bersama tim lebih banyak daripada dengan keluarga
mereka.
Aku tidak tau apakah menghabiskan waktu itu berarti bekerja
saja atau bekerja dan bersenang-senang bersama. Namun, kalau aku juga bisa
menghubungkan bagian quote tersebut dengan sambutan dirut, itu berarti untuk
dapat menorehkan tinta emas “pencapaian kinerja” perusahaan yang berkilau kita
harus “menghabiskan” lebih banyak waktu kita untuk pekerjaan bahkan lebih
banyak daripada waktu yang kita habiskan dengan keluarga kita. Sekilas ini
tampak benar. Untuk mendapatkan karir yang luar biasa, kita harus mengorbankan
sesuatu seperti waktu dengan keluarga.
Aku sih yakin kalau di dunia ini kita tidak bisa menginginkan semuanya. Pasti ada yang
kita utamakan dan ada yang kita korbankan. Jika ternyata ada orang diluar sana
yang tidak perlu mengorbankan apapun dan dapat memperoleh semua yang dia
inginkan, I salute for him/her, mungkin kita harus minta tips dan trik dari
orang tersebut.
Mungkin semua apabila dilakukan dalam tahap wajar, tidak
akan menjadi masalah. Namun apabila berlebihan? Ketika kita bekerja lembur
terus menerus misalnya, konsekuensinya adalah karir kita bagus dan kita
mengorbankan kesehatan serta waktu dengan keluarga dirumah apakah itu istri,
suami, anak-anak, orangtua, saudara. Kita mungkin memiliki karir gemilang di
kantor, tapi apakah kita menjadi suami/istri/ayah/ibu gemilang di rumah? Hem..
mungkin orang-orang punya masalahnya sendiri-sendiri, this is only my opinion. Aku
yakin masing-masing kita punya pilihannya sendiri-sendiri. Namun aku lebih
memilih untuk menjaga kesehatanku, menghabiskan waktu lebih banyak dengan
keluargaku, mendukung suamiku dalam karirnya, menjadi ibu yang baik untuk anak-anakku
kelak, menikmati hidup!
(Berkaca dari cerita Mita sang copywriter di sebuah agency yang
meninggal karena overwork)