Me time. O, jadi begini rasanya?
Me time. Itu ceritanya. Masih ga ada kabar dari sang pacar yang entah masih mengakui aku pacarnya ato engga, akhirnya akupun menghabiskan hari ini, yang katanya spesial, dengan spend it with my own way. Aku ingin dia tau -dan semoga bangga- bahwa pacarnya ini bisa melakukan semuanya sendiri. Ga manja. Ga mengeluh. That's it! That's the point!
Yup, this the story goes. Untuk perama kalinya, aku ke gereja sendiri. Dengan bermodalkan tekad yang bulat untuk mendengarkan firman Tuhan, aku pun merencanakan bagaimana perjalanan untuk sampai kesana tepat waktu. Karena biasanya aku dijemput, so i just have no idea. Jalan kaki disaat matahari terik, desak2an di halte dan di dalam busway. Wadda day! Akhirnya nyampe juga, dan lebih dari 'penderitaan' sesaat yang aku rasakan, lebih besar sukacita dan damai sejahtera serta new insight tentang identitas. Aku bisa tersenyum, mendoakan keluargaku dan mendoakan pacarku juga. Selesai ibadah, aku melangkahkan kaki dengan tekad 'I won't hide anything about my identity. I want everybody receive me as who i am now, especialy someone who will become my husband someday.'
Makan sendiri lucu juga yah. Bentar lagi mau pulang. Hope i can get home soon. Protect me God. Be with me always.
